[Congkasae.com/Travel] Harga tiket pesawat dalam wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur terbilang cukup mahal bila dibandingkan dengan penerbangan antar provinsi.
Hal tersebut terlihat dalam harga tiket yang dijual di beberapa platform penjualan tiket seperti traveloka dan tiket.com.
Untuk rute dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk penerbangan dari bandara internasional Komodo Labuan Bajo menuju bandara El Tari Kupang tiket yang dijual dengan harga 1,7 juta rupiah.
Harga tersebut lebih mahal bila dibandingkan penerbangan ke Labuan Bajo menuju Denpasar Bali yang hanya dibandrol dengan harga 500 ribu rupiah.
Sementara untuk rute dari bandara Frans Sales Lega Ruteng menuju bandara El Tari Kupang dibandrol dengan harga 1,8 juta rupiah.
Bahkan untuk seluruh bandara di pulau Flores, rute penerbangan termahal jatuh pada bandara Frans Sales Lega menuju Kupang dengan harga 1,8 juta rupiah.
Mahalnya harga tiket penerbangan di wilayah provinsi NTT dipicu oleh beberapa faktor diantaranya landasan pacu yang hanya bisa didarati oleh pesawat berjenis ATR.
Untuk pulau Flores sendiri misalnya hanya terdapat dua bandara yang bisa didarati oleh pesawat bouing yakni bandara internasional Komodo di Labuan Bajo dan bandara Frans Seda Maumere.
"Sisahnya hanya bisa didarati oleh pesawat berjenis ATR 72,"kata Kepala Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo, Ceppy Triono yang dihubungi Jumat kemarin.
Ia mengatakan selain itu mahalnya harga tiket pesawat dalam wilayah provinsi NTT juga dipicu oleh monopoli bisnis dimana hanya satu air lines yang melayani rute-rute domestik dalam wilayah provinsi NTT.
Ceppy pesimistis harga tiket pesawat dalam wilayah provinsi NTT tak pernah turun selama tak ada pemain baru yang melayani rute yang sama.
Menurut Ceppy memang terdapat harga batas bawah dan batas atas dalam dunia penerbangan di tanah air, kendati demikian keterbatasan maskapai yang beroperasi membuat maskapai menjual tiket dengan harga batas atas.
"Selama tidak ada pemain baru, ya agak susah karena pasti mainnya (penjualan tiket) di batas atas semua,"tambah Peppy.
Sebelumnya kemahalan harga tiket pesawat dalam wilayah provinsi NTT direspons oleh menteri perhubungan RI Budi Karya Sumadi.
Menurut Budi kenaikan harga tiket pesawat bukan terjadi di NTT saja melainkan hampir seluruh wilayah Indonesia Timur.
Budi menyebut kenaikan harga tiket terjadi lantaran terjadinya demand and suply yang tidak seimbang pasca pandemi Covid 19.
Untuk itu pihaknya akan segera mengambil langkah untuk menekan harga penjualan tiket agar lebih murah.
Beberapa langkah itu, kata Budi diantaranya mengatur kembali harga avtur yang menjadi bahan bakar pesawat dan mengatur pajak terhadap suku cadang.
"Karena semuanya itu akan dibebankan kepada konsumen sebagai pengguna,"ujar Budi.
Semenjak ditinggal oleh maskapai Trans Nusa pasca pandemi Covid, rute domestik dalam wilayah provinsi NTT hanya dilayani oleh maskapai Wings Air yang merupakan anak perusahaan Lion Air Group.
Wings Air yang mengoperasikan pesawat ATR 72 mendominasi rute-rute dalam provinsi NTT seperti dari semua bandara di pulau Flores menuju Kupang maupun dari pulau Sumba menuju Kupang.