[Congkasae.com/Kereba] Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur mengeluarkan surat edaran terkait penanganan virus flu babi alias African Swine Fever (ASF) yang mewabah di Kabupaten Sikka.
Surat edaran itu dikeluarkan dinas peternakan kabupaten Manggarai Timur dalam merespons temuan virus ASF di Sikka dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam surat Edarannya kepala Dinas Peternakan Manggarai Timur melarang para peternak babi di kabupaten itu untuk menyembelih atau mengedarkan daging babi yang sakit untuk menekan laju penyebaran wabah ASF.
"Melakukan penolakan atau pelarangan terhadap pemasukan ternak babi atau daging Babi termasuk produk olahan daging babi (se'i) dari daerah tertular virus ASF," kata kepala dinas peternakan kabupaten Manggarai Timur Maximus Nohos dalam surat edarannya.
Selain itu para peternak diminta untuk meningkatkan upaya pencegahan dengan membersihkan kandang menggunakan cairan pembersih (disinfektan) serta meningkatkan biosecurity kandang.
"Campurkan 1 tutup botol bycliner dengan 10 gayung air untuk pembersihan kandang,"pinta Maximus.
Selain itu ia meminta masyarakat Manggarai Timur untuk tidak menjual atau mengedarkan daging babi yang sudah sakit.
Hal tersebut dilakukan untuk menekan laju penyebaran virus ASF yang lebih masif.
"Ternak babi yang sakit harus dipisah dengan babi yang sehat untuk diobservasi, jika ada babi yang mati segera laporkan ke petugas, ternak babi yang mati harus dibakar sebelum dikubur untuk menekan laju penyebaran virus,"pinta Maxi.
Maximus mengatakan terdapat beberapa ciri utama ternak babi yang terpapar virus ASF diantaranya ternak mengalami demam tinggi, depresi dan babi tak mau makan.
Selain itu ternak babi akan menunjukan gejala yang dapat dilihat dengan mata diantaranya mengeluarkan bercak merah pada bagian telinga, perut dan kaki.
"Selain itu ternak akan mengalami diare, muntah dan kebiruan pada kulit,"kata Maximus.
Ia mengatakan tingkat kematian pada babi dapat mencapai angka seratus persen apabilah terpapar virus ASF.
Sebelumnya pada bulan lalu dinas peternakan kabupaten Manggarai Timur menerima laporan kematian massal ternak Babi di kampung Lamba desa Poco Rii, kecamatan Borong.
Di kampung Lamba sedikitnya 20 ekor babi mati mendadak setelah warga mengonsumsi daging babi yang disembelih lantaran sakit.
"Babi yang sakit itu mereka sembelih lalu dibagikan kepada warga lain untuk dikonsumsi, nah limba daging babi yang sakit itu mereka berikan kepada babi yang sehat akibatnya babi sehat pun sakit dan mati," kata kepala bidang kesehatan hewan dinas peternakan kabupaten Manggarai Timur, Rofinus Gurundu.
Ia meminta warga untuk tidak memberikan limbah daging babi ke ternak babi yang sehat untuk menekan penyebaran wabah flu babi.
Sementara itu dinas peternakan kabupaten Sikka mencatat kematian ternak babi di wilayah kabupaten itu akibat tertular virus ASF.
Mengatasi persoalan itu pemkab Flores Timur langsung mengambil langkah pencegahan dengan melakukan pemeriksaan ketat di jalur perbatasan kabupaten Sikka untuk mengantisipasi masuknya wabah ASF ke kabupaten Flores Timur.