- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Virus ASF Mewabah di Manggarai Raya, Ternak Babi Mati Mendadak

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    24 Februari, 2024, 11:34 WIB Last Updated 2024-02-24T04:38:45Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     

    Virus ASF Mewabah di Manggarai dan Mabar Ternak Babi Mati Mendadak

    [Congkasae.com/Kereba] Wabah flu babi Africa alias African Swine Fever kembali merebak di kabupaten Manggarai hingga Manggarai Barat, Flores, NTT.


    Hal tersebut diketahui dari banyaknya keluhan para peternak babi di dua kabupaten itu yang mengaku ternak babi mereka tiba-tiba mogok makan yang berujung pada kematian.


    Cheren Nataniela mengatakan ternak babi miliknya menunjukan gejala mogok makan sebelum akhirnya mati.


    "Saya punya di Satar Mese tiba-tiba mogok makan dan mati semua satu kandang,"ujar Nataniela yang menduga penyebab utama kematian ternak babinya lantaran terpapar virus ASF Sabtu (24/2) di Ruteng.


    Hal tersebut, kata Nata, terjadi untuk ternak babi milik tetangganya yang juga menunjukan gejala yang sama.


    Selain di Kecamatan Satar Mese, virus ASF diduga telah merebak ke kecamatan lain di kabupaten itu termasuk di kecamatan Langke Rembong.


    Salah seorang peternak di kelurahan Pitak, Kecamatan Langke Rembong mengaku mengalami persoalan yang sama dimana babi miliknya tiba-tiba mogok makan yang berujung pada kematian.


    "Saya punya baru minggu lalu 3 indukan tiba-tiba mogok makan dan mati semua,"ujar Katarina salah seorang peternak babi di Kelurahan Pitak.


    Menurutnya wabah flu babi Afrika masih merebak di wilayahnya hal tersebut dapat diamati setelah ternak babi milik tetangganya juga mengalami hal yang sama.


    Ia mengaku mengalami kerugian akibat kejadian tersebut lantaran ternak babi tersebut cukup membantu perekonomian keluarganya.


    Selain mewabah di kabupaten Manggarai, virus yang paling ditakuti peternak babi itu juga sudah dilaporkan merebak di wilayah kabupaten Manggarai Barat.


    Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Manggarai Barat, Abidin mengatakan saat ini 85 ekor babi di kabupaten itu dilaporkan mati secara mendadak dengan gejala mirip terserang virus ASF.


    Kendati demikian Abidin belum dapat mengungkap penyebab kematian puluhan ekor babi di kabupaten tersebut lantaran masih menunggu hasil uji sampel darah babi yang dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali.


    "Tapi diagnosa dari dokter hewan berwenang (kematian babi) akibat wabah ASF,"kata Abidin di Labuan Bajo.


    Abidin mengatakan di kabupten Manggarai Barat kasus wabah ASF diduga telah merebak ke 4 kecamatan diantaranya kecamatan Boleng, Komodo, Lembor dan Lembor Selatan.

    Virus ASF Mewabah di Manggarai dan Mabar Ternak Babi Mati Mendadak


    Langkah Pencegahan Wabah ASF

    Virus ASF pertama kali ditemukan di benua Afrika dan baru masuk ke kawasan Asia termasuk Indonesia pada awal 2019 silam.


    Penyakit demam babi Afrika ini hingga kini belum mempunyai obat termasuk vaksin untuk pengobatan babi yang terpapar.


    Dengan kata lain jika terinfeksi maka babi positif mengalami kematian, beberapa gejala klinis yang ditimbulkan apabilah ternak babi terpapar virus ASF diantaranya babi mengalami mogok makan tanpa sebab, yang berlanjut pada pembengkakan kelenjar dan dapat dilihat dari kulit yang berwarna merah atau keunguan. Pada tingkat akut babi akan mengalami kematian.

    Virus ASF Mewabah di Manggarai dan Mabar Ternak Babi Mati Mendadak


    Melansir laman kementrian pertanian Republik Indonesia, beragam cara yang dilakukan para peternak babi untuk mencegah virus ASF yakni membatasi mobilitas orang di sekitar kandang.


    Hal ini untuk menghindari potensi masuknya virus di sekitar kandang, selain itu peternak dilarang memberikan makanan sisah apalagi daging babi sisah ke ternak yang masih sehat.


    Harus rutin membersihkan kandang, jika ada ternak yang mati mendadak dilarang mengunjungi kandang ternak yang mati lantaran dapat menyebarkan virus ASF ke ternak yang sehat.


    Selain itu harus rutin melakukan pembersihan pada kandang babi untuk mengantisipasi masuknya lalat, termasuk caplak.


    Selain itu virus ASF dapat menyebar melalui sentuhan langsung, sandal atau sepatu yang dipakai oleh manusia ketika memberi makan ternak, serangga seperti lalat dan caplak, serta pakan ternak yang terkontaminasi.


    Sejatinya ternak babi yang mati terpapar virus ASF tak boleh dikonsumsi apalagi dijual bebas di pasaran meski virus ASF tak termasuk penyakit zoonosis.


    Kendati demikian adanya pedagang daging yang nakal dan masih menjual daging babi yang mati terpapar virus ASF menyebabkan sulitnya mengendalikan wabah tersebut.

    Komentar

    Tampilkan

    ads