- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Manggarai, Tempat Paling Syahdu untuk Pulang

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    12 April, 2024, 08:53 WIB Last Updated 2024-04-12T01:53:54Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Rumah warga di Manggarai, Flores, NTT


     ***Catatan : Hanss Harsel***

    Tidak penting seberapa banyak orang menyukai tulisan saya yang hanya tentang seputaran tanah tumpah darah saja. 


    Bagi saya, berbagi kisah mengenai tanah kelahiran merupakan bentuk apresiasi terhadap partisipasinya dalam menciptakan berbagai kenangan dan pengalaman selama menginjakkan kaki di atas tanahnya. 


    Manggarai. Meski keberadaanya tidak begitu banyak dikenali oleh masyarakat luar. Namun, masyarakat Manggarai sebagai penikmat kesederhanaan nuansa alamnya, selalu antusias melahirkan kebaikan-kebaikan pada rahim bumi Congkasae untuk membentuk suatu lingkaran kedamaian.


    Tanah Manggarai adalah rumah. Rumah dalam arti tidak harus berwujud seperti sebuah bangunan. Tetapi rumah dengan makna yang hampir tidak mampu dinalurikan oleh indera dan tidak sepenuhnya sanggup saya lukiskan dalam kata-kata meski keberadaanya dapat saya rasakan.


    Memang, rumah tidak harus dimonopoli oleh suatu definisi tunggal meskipun kesamaannya selalu terikat dengan kenyamanan, kedamaian, dan kebahagiaan. Ada begitu banyak arti rumah berdasarkan pandangan dari masing-masing orang setelah melewati pengalaman yang pernah mereka alami. 


    Manggarai adalah rumah, sebab ia selalu menjadi ruang paling syahdu dalam menghangatkan setiap pertemuan. Rumah yang paling dirindukan dalam memahami arti dicintai dan mencintai dengan setulus hati.


    Sudalah. Kalian tidak perlu mengeluh jika dari paragraf pertama sampai sekarang, yang saya tulis hanya melulu tentang kebaikan yang terkandung dalam rahim Manggarai saja. 


    Sebab itu merupakan fakta yang saya alami sejauh ini dari bumi Nucalale ini. Bahkan hati saya pun telah menyediakan tempat khusus untuk Manggarai beserta orang-orang didalamnya. 


    Maka dari itu, menulis tentang keduanya merupakan suatu keistimewaan bagi hidup saya. Jika penasaran apakah yang saya ceritakan semuanya sesuai atau tidak, silahkan berkunjung. 


    Kamu nantinya pasti akan mengalami ketidaksadaran setelah mama-mama disana menghipnotismu dengan aroma kopi pa'it yang mereka racik untuk kamu kembali bertamu di hari-hari berikutnya. 


    Kamu pun pasti terharu ketika menyadari bahwa melayani tamu adalah yang paling utama mereka lakukan, sekalipun tamu tersebut bukanlah siapa-siapa.


    Saya tahu, menulis tentang tanah tumpah darah tidak mampu mengembalikan keadaan. Mungkin sebagian dari kamu-kamu semua, yang mengetahui posisi saya sedang dimana sekarang. 


    Bisa saja kamu anggap bahwa ini juga bagian dari penyesalan saya, yang telah meninggalkan tanah Manggarai beberapa tahun lalu.


    Jujur, sebagai anak muda yang bercita-cita menjadi orang lain dari pada yang lain. Tentu saya punya pemikiran tersendiri meski untuk sementara waktu tidak bisa menyaksikan kemajuan demi kemajuan yang dialami Manggarai. 


    Dan bahkan, bukan hanya saya seorang. Terlahir begitu banyak anak-anak muda kreatif di bumi Nucalale ini, yang dengan gagah berani meluangkan waktunya untuk menulis sebuah narasi menyangkut indahnya tanah Congkasae ini.


    Makanya setiap ada waktu libur bagi anak-anak rantau dari Manggarai, pulang ke rumah adalah suatu keberhasilan. Terangkat dari kesibukan-kesibukan mereka semasa mengembangkan karir maupun menambah pengalaman di tanah rantau, Manggarai tetaplah rumah yang paling syahdu untuk pulang.


    Terhitung dari dapat uang atau tidak, seberapa banyak orang yang tertarik dengan bentuk tulisan saya menyangkut tanah Manggarai. 


    Bagi saya, pengalaman yang pernah dialami semasa hidup di Manggarai, patut untuk saya kisahkan dalam sebuah tulisan. 


    Sebab ini adalah bagian dari rasa syukur kepada bapa dan mama yang sudah melahirkan dan membesarkan saya diatas tanah beribu cerita, Manggarai manise.


    Kenapa Manggarai? Mengapa kehidupan lainnya jarang dinarasikan? Saya memang suka mempublikasikan sebuah tulisan yang berkaitan dengan tanah kelahiran. 


    Semua orang pun pastinya bangga dengan tempat dimana ia pertama kali merasakan suasana semesta. Maka tak sedikit orang yang mengapresiasikan rasa syukur mereka melalui tulisan.

    Hans Hasel


    Hans Harsel Saat ini penulis berdomisili di kota Malang Jawa Timur.
    Komentar

    Tampilkan

    ads