Petani porang di Lendo desa Gunung Baru ketika melakukan panen perdana tanaman porang |
[Congkasae.com/Kereba] Para petani asal kampung Lendo, desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur dipastikan meraup jutaan rupiah setelah tanaman porang yang mereka tanam tiga tahun lalu memasuki masa panen.
Agustinus Adil salah seorang petani porang yang sempat dikirim ke Jepang untuk belajar teknik budidaya tanaman porang mengatakan panen kali ini diestimasi memperoleh hasil yang menggembirakan di tengah harga porang yang merangkak naik.
Menurut Agustinus Adil dirinya sempat dicibir oleh orang lantaran dinilai menghabiskan waktu menanam tanaman porang di lereng perbukitan Lando Lomes desa Gunung Baru tiga tahun lalu.
"Kami tanam saja meski sempat dicibir orang waktu itu,"kata Agustinus Adil ketua kelompok tani Porang di sela-sela kegiatan panen raya tanaman porang milik pastor paroki Kajong Rm Bernadus Palus Pr.
Di atas lahan yang cukup luas mantan pastor paroki St Theresia Mbata romo Bernadus Palus Pr menyulap lahan keritis di lereng perbukitan Lando Lomes menjadi areal tanaman porang.
Selama ini lahan tersebut dikelola oleh kelompok tani porang dibawah asuhan Agustinus Adil, kelompok tani porang itu sempat dibentuk di beberapa stasi di wilayah paroki St Theresia Mbata.
Namun semenjak mantan pastor paroki St Theresia Mbata Rm Bernadus Palus dipindahkan ke paroki Kajong Kevikepan Reok kelompok tani porang itu tak lagi muncul ke permukaan.
Hal tersebut juga terjadi lantaran turunnya harga jual komoditas porang semenjak beberapa tahun terakhir yang sempat menyentuh harga 2 ribu rupiah per kilogram.
Kendati demikian memasuki pertengahan tahun 2024 harga jual tanaman porang kembali menyentuh angka 5000 per kilogram bahkan lebih.
Terkait dengan harga jual tersebut, mantan pastor paroki St Theresia Mbata Rm Bernadus Palus Pr mengatakan dirinya telah melihat prospek harga porang yang cukup menjanjikan.
"Karena itu ketika menjadi pastor paroki Mbata dan sekarang paroki Kajong saya terus memotivasi umat untuk menanam porang,"kata Bernadus Palus.
Bernadus Palus mengaku prospek harga jual porang di tahun-tahun mendatang akan semakin baik lantaran tingginya permintaan pasar global akan porang.
Oleh karenanya ia berharap momentum baik ini semakin banyak dimanfaatkan oleh para petani untuk menggerakkan roda perekonomian umat.
Perkebunan porang di lereng perbukitan Lando Lomes desa Gunung Baru merupakan salah satu proyek percontohan yang dibuat pastor Bernadus Palus seusai Agustinus Adil dikirim Bernadus ke Jepang untuk mempelajari teknik budidaya tanaman porang.
Dalam kurun waktu 3 tahun saja, tanaman porang yang dibudidaya di kawasan ini sudah menghasilkan berat bersih 7-10 kilogram untuk satu buah umbi porang.
Terkait dengan hasil tersebut, Agustinus Adil mengibaratkan budidaya porang seperti menyimpan uang di dalam bank tanah.
"Umbi ditanam dan dalam tanam umbi berkembang dan berbunga sendiri,"kata Agustinus.
Kedepan Agus Adil berkomitmen untuk menanam tanaman porang yang dulunya dianggap sebagai rumput liar ini agar semakin banyak.