- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Mengapa Hujan Masih Turun di Puncak Musim Kemarau di Wilayah NTT?

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    30 Juli, 2024, 15:26 WIB Last Updated 2024-07-30T08:37:39Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Mengapa Hujan Masih Turun di Puncak Musim Kemarau di Wilayah NTT?
    Kondisi cuaca di kota Ruteng hujan sepanjang hari diselimuti kabut

    [Congkasae.com/Sipi-Sopok] Fenomena turunnya hujan di puncak musim kemarau sebagian wilayah di provinsi Nusa Tenggara Timur rupanya mengagetkan banyak pihak.


    Pasalnya memasuki bulan Juli hingga Septermber lazimnya menjadi puncak musim kemarau dimana beberapa pohon menggugurkan daunnya termasuk rumput di padang mengering dan memicu kebakaran.


    Selain itu puncak musim kemarau bagi warga ditandai dengan krisis air minum bersih yang kerap dialami lantaran kekeringan sumber mata air akibat kemarau.


    Namun fenomena itu rupanya sedikit berbeda di tahun 2024, diaman puncak musim kemarau diprediksi bergeser.


    Hal tersebut terlihat dari masih intensnya guyuran hujan di sebagian wilayah Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur meski sudah memasuki awal Agustus.


    Fenomena hujan di puncak musim kemarau tahun ini rupanya dipicu oleh aktifnya gelombang ekuator Rossby di sebagian wilayah NTT.

    Gelombang Ekuator Rossby yang memicu terjadinya hujan di sebagian wilayah NTT
    Dampak gelombang ekuator Rossby yang memicu turunnya hujan di wilayah NTT/ Sumber zoomearth


    Kepala Stasiun Meterologi Komodo, Maria Patricia Christin Seran mengatakan fenomena guyuran hujan di puncak musim panas tahun ini diakibatkan pola pergerakan udara di atmosfer bumi yang mempengaruhi perubahan cuaca.


    "Gelombang Rossby memiliki karakteristik membawa massa udara bersifat basah, dimana membuat wilayah yang dilaluinya akan sering mengalami kondisi cuaca hujan atau setidaknya mendung,"kata Maria di Labuan Bajo Selasa (30/7/2024).


    Kendati demikian Maria mengatakan kondisi cuaca akan kembali normal ketika gelombang Rossby itu menghilang.


    Itu artinya kondisi hujan yang mengguyur sebagian wilayah di provinsi NTT akan menghilang dan kembali ke musim kemarau.


    Di sisi lain peneliti oseanografi Ulung Jantama Wisha mengatakan gelombang ekuator Rossby yang memicu turunnya hujan di sebagian wilayah NTT tahun 2024 memicu materi pencemar sungai.


    "Cemaran terutama disebabkan aktivitas antropogenik berbasis industri,"kata Ulung.


    Ulung mengatakan wilayah NTT yang menjadi titik pertemuan antara arus laut dari samudra pasifik dan samudra hindia memiliki tingkat kesuburan laut yang dapat memicu pertambahan jumlah alga.


    Alga beracun yang dikonsumsi ikan memicu kemabukan bahkan kematian ikan, karenanya ia meminta masyarakat untuk tidak mengonsumsi ikan yang mati di wilayah perairan.


    Di wilayah Manggarai sendiri gelombang ekuator Rossby mengakibatkan guyuran hujan sepanjang hari sejak Minggu sore hingga Senin kemarin.



    Kondisi langit yang mendung berlanjut pada Selasa hari ini di Ruteng kondisi langit mendung berlangsung sepanjang hari.

    Komentar

    Tampilkan