[Congkasae.com/Plitik] Warga NTT di Jakarta yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat NTT menggeruduk kantor markas Besar Kepolisian Republik Indonesia sebagai buntut praktik nepotisme di tubuh internal Polda NTT terkait polemik penerimaan 11 Calon Taruna (Catar) Akpol.
Dalam aksinya massa meminta Polri segera membentuk tim investigatif untuk mengusut dugaan praktik nepotisme dibalik polemik penerimaan 11 Catar Akpol Polda NTT yang tak mengakomodir putra asli daerah NTT.
"Agenda hari ini kami menuntut kepada kepolisian supaya membentuk tim investigasi terhadap proses seleksi calon taruna akpol NTT," kata Jenderal Lapangan Aliansi Masyarakat NTT Menggugat, Manche Kota kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Jumat 12 Juli 2024.
Mance menduga Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga telah mempraktikkan Nepotisme dibalik kelulusan 11 calon taruna Polda NTT yang tak mengakomodir putra asli daerah NTT.
Karenanya Mance meminta Kapolri segera membentuk tim investigasi untuk mengusut dugaan kecurangan tersebut.
"Ini ada banyak informasi yang beredar bahwa yang lolos itu sebagian besar adalah anak dari pejabat kepolisian yang sekarang menjabat dan mantan pejabat kepolisian NTT," ungkapnya.
Selain itu Mance menuntut Kapolri segera memberikan kuota tambahan kepada putra asli daerah NTT dalam seleksi penerimaan Calon Taruna.
"Pertama kami menuntut Kapolri memberikan kuota tambahan untuk anak asli NTT, karena ini menggelisahkan. kami terus terang merasa bahwa NTT ini hanya rumah persinggahan, yang kemudian org boleh mengambil hak-hak anak NTT kalau dibiarkan terus kapan anak NTT bisa menjadi pimpinan di kepolisian," ungkapnya.
Aksi tersebut sempat berlangsung ricuh lantaran para peserta membakar ban bekas yang menimbulkan penutupan arus lalu lintas kendaraan di sekitar lokasi.
Penerimaan Calon Taruna di Polda NTT tahun 2024 menuai polemik di tengah masyarakat lantaran mayoritas peserta yang dinyatakan lulus seleksi adalah anak dari pejabat kepolisian setempat.
Kadiv Humas Polda NTT Kombespol Aryasandi membeberkan keseblas peserta yang dinyatakan lulus dalam seleksi akpol di polda NTT itu bermayoritas anak pejabat kepolisian di polda NTT.
Hal tersebut menuai sindiran dari para pengguna media sosial di NTT yang merasa miris dan prihatin dengan praktik Nepotisme di tubuh polda NTT dan menyindir NTT sebagai Nusa Tempat Titipan.
Menanggapi hal tersebut Kapolda NTT Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga mengatakan jika dirinya tak bisa melakukan intervensi terhadap hasil kelulusan para peserta.
"Saya selaku Kapolda tidak bisa intervensi atau mempengaruhi hasil yang di laksanakan oleh Panitia yang diawasi oleh Internal Polri maupun pengawas eksternal dari masyarakat, perwakilan orang tua dan akademisi," kata Daniel saat dihubungi, Sabtu (6/7/2024).
Sementara itu kepala Ombudsman NTT Darius Beda Daton mengatakan, pihaknya tidak dilibatkan dalam seleksi calon taruna akpol Polda NTT tahun 2024 ini sehingga kurang tahu proses awalnya seperti apa.
Namun dia menilai jika Calon taruna (Catar) Akpol Polda NTT diisi orang luar, untuk apa seleksi dilakukan di sini.
"Kami tidak dilibatkan sejak awal seleksi sehingga kurang tahu proses awalnya seperti apa. Biasanya melibatkan pengawas eksternal dalam seleksi seperti ini agar transparan," ujarnya, Minggu kemarin.
Menurutnya, putra-putri asli NTT juga mampu bersaing sehingga dia prihatin karena persepsi publik terlanjur terbentuk bahwa proses seleksi Catar Akpol tahun ini tidak memihak kepada warga NTT.
Senator asal provinsi NTT Benny Kabur Harman meminta hasil seleksi Catar Akpol pada Polda NTT tahun 2024 dianulir lantaran dinilai sarat nepotisme dan titipan anak pejabat.
"Jika perlu, diaudit prosesnya dan jika ini yang terjadi, sebaiknya 11 orang yang dinyatakan lulus ini segera dianulir,” tegas Anggota Komisi III DPR RI asal NTT dari Fraksi Demokrat, Benny K. Harman.
Disebutkan Benny K. Harman, sistem rekrutmen taruna Akpol harus dilakukan secara terbuka, transparan, akuntabel, dan obyektif serta nondiskriminatif, jauh dari nepotisme dan titipan anak-anak pejabat.
Sementara itu Kadiv Humas Polda NTT Kombespol Aryasandi membeberkan identitas keseblas Calon Taruna Akpol Polda NTT yang dinyatakan lolos seleksi dan telah dikirim ke Semarang Jawa Tengah untuk mengikuti pelatihan.
Aryasandi menyampaikan hal itu ketika menerima audiensi dengan ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (DPD-GRIB) NTT Ferdy Wadu.
Menurutnya keseblas Catar Akpol Polda NTT tahun 2024 itu merupakan anak pejabat kepolisian.
Adapun identitas dari keseblas Catar Akpol Polda NTT itu terdiri dari dua kategori yakni kuota Mabes Polri dan kuota reguler.
Untuk Kuota Mabes Polri peserta yang lolos sebagai berikut.
1. Lucky Nuralamsyah, putra dari anggota Polri yang berdinas di Ditlantas Polda NTT. Lucky lahir dan besar di Manggarai.
2. Madison Juan Raphael Kana Silalahi, putra anggota Polri yang berdinas di Polda NTT.
Saat mendaftar ikut seleksi Catar Akpol 2024, Madison sudah berdomisili di NTT selama 2 tahun 3 bulan 19 hari.
3. Mochamad Rizq Sanika Marzuki, putra dari anggota Polri yang pernah berdinas di Polda NTT.
Saat mendaftar, Mochamad sudah berdomilisi di NTT selama 1 tahun 2 bulan 22 hari.
4. Timothy Abishai Silitonga, putra dari anggota Polri yang berdinas di Polda NTT. Timothy berdomisili di NTT selama 7 bulan 26 hari.
5. Brian Lee Sebastian Manurung, putra dari pegawai Kejaksaan RI, berdomisili di NTT selama 1 tahun 5 bulan 15 hari.
Kedua, Kuota Reguler.
Polda NTT berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) mendapatkan kuota reguler, terdiri dari 1 wanita dan 5 laki-laki.
1. Yudhina Nasywa Olivia (Polwan), lahir dan besar di Kupang, anak dari anggota Polri yang berdinas di SPN Polda NTT. Yudhina sudah lama menetap di NTT.
2. Arvid Theodore Situmeang, rangking 1. Arvid lahir di Jakarta, anak Kabidkum Polda NTT yang sudah bertugas selama 3 tahun.
3. Raynold Arauna Hutabalian, rangking 2. Raynold lahir di Kupang, orang tuanya bekerja sebagai PNS di Kota Kupang.
4. Mario Cristian Bernalo Tafuy, rangking 3. Mario lahir dan sekolah di Kupang. Orangtuanya anggota Polri bertugas di Polres Kupang, asli Pulau Timor.
5. Bintang Lijaya, rangking 4. Bintang kelahiran Lakafehan dan besar di Atambua, Kabupaten Belu. Orang tuanya asli dari Pulau Timor.
6. Ketut Arya Adityanatha, rangking 5. Ketut lahir di Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB), putra dari anggota Polri yang berdinas di Polda NTT yang sudah berdinas selama 1 tahun 1 bulan 8 hari.