- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Rusa di TN Komodo Diselundupkan ke Sape NTB, Benarkah Ada Orang Dalam?

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    12 September, 2024, 10:16 WIB Last Updated 2024-09-12T05:54:25Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Rusa di TN Komodo Diselundupkan ke Sape NTB, Benarkah Ada Orang Dalam
    Rusa yang berhasil diamankan dari tangan para penyelundup satwa di Sape NTB

    [Congkasae.com/Kereba] Sedikitnya 10 ekor rusa yang telah disembelih serta diselundupkan ke Sape, Nusa Tenggara Barat berhasil diamankan petugas gabungan TNI/POLRI di Sape, Nusa Tenggara Barat.


    Rusa-rusa tersebut diduga kuat berasal dari kawasan Taman Nasional Komodo yang diburu secara ilegal oleh para terduga pelaku.


    Kapolres Bima AKBP Yudha Pranata melalui Kapolsek Sape AKP Masdidin mengatakan penangkapan para penyelundup satwa liar itu terjadi pada Minggu 8 September kemarin bertempat di desa Bugis, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, NTB.


    Ia mengatakan penyelundupan satwa liar itu terbongkar dari adanya kecurigaan Polsek Sape dengan pergerakan mobil minibus Avanza yang melaju pelan seolah membawa muatan berat.


    “Ketika melintas di persimpangan Desa Bugis, petugas melihat sebuah mobil Toyota Avanza warna putih dengan nomor polisi EA 1458 YE yang mencurigakan. Mobil tersebut melaju dengan lambat, seolah-olah membawa muatan berat,” ungkap AKP Masdidin dalam keterangan kepada wartawan dikutip Kamis (12/9/2024).


    Karena merasa curiga, polisi menghentikan kendaraan tersebut dan langsung melakukan pemeriksaan.


    Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut polisi berhasil menemukan 10 ekor rusa yang telah disembelih dan ditutup terpal berwarna hijau di dalam mobil tersebut.


    "Mereka mencoba menyamarkan barang bukti dengan cara membungkusnya menggunakan terpal,” kata Masdidin.


    Atas dasar itu polisi langsung menangkap ketiga terduga pelaku yang masing-masing berinisial MS (24), JD (39) dan TF (25).


    Para terduga pelaku langsung dilakukan penahanan beserta barang bukti berupa 10 ekor rusa serta 1 unit kendaraan minibus Avanza yang digunakan untuk mengangkut rusa tersebut.


    "Selanjutnya, mereka diserahkan ke Sat Reskrim Polres Bima Kota untuk proses hukum lebih lanjut sesuai dengan aturan yang berlaku,” pungkas Kapolsek Sape.



    Pemburu Asal NTB Kerap Menyamar sebagai Nelayan untuk Memburu Rusa

    Ini bukan kali pertama petugas menemukan kasus penembakan rusa di dalam kawasan Taman Nasional Komodo.


    Sebelumnya petugas pemantau dari Balai Taman Nasional Komodo menyita 300Kg daging rusa yang diduga merupakan hasil perburuan liar terhadap rusa di kawasan Taman Nasional Komodo.


    Salah seorang staf di Taman Nasional Komodo bernama Eman mengakui perburuan liar kerap terjadi di dalam kawasan Taman Nasional Komodo.


    “Perburuan liar itu masih marak. Saat patroli biasa kita ketemu (pemburu liar), mereka kadang nyamar jadi nelayan biasa. Saat kita ketemu di lapangan aktivitasnya lain dengan laporannya," kata Eman.


    Target para pemburu yaitu mencari rusa. Lokasi yang sering menjadi target berada di wilayah perbatasan NTT dan NTB.


    "Di Pulau Komodo itu biasa rawan karena di sana perbatasan dengan perairan NTB. Biasanya mereka datang dari Sape. Target mereka itu rusa karena di NTB itu dijual mahal,” ujar Eman.


    Maslah tersebut, kata Eman terjadi akibat kurangnya jumlah personel petugas pengawasan di dalam kawasan Taman Nasional Komodo.


    Ia mengatakan otoritas Balai Taman Nasional Komodo pernah melibatkan peran serta masyarakat setempat dalam menanggulangi perburuan liar termasuk ilegal Fishing di dalam kawasan Taman Nasional Komodo.


    Kendati demikian Eman mengakui keterlibatan masyarakat lokal setempat sangatlah minim dalam kegiatan tersebut menyulitkan para petugas dalam melakukan pemantauan para pemburu liar.


    "Peran masyarakat untuk menjaga TN Komodo ini sangat membantu. Seperti patroli gabungan atau patroli mitra. Apalagi kalau ada kebakaran, sebelum kasih informasi ke kita mereka sudah lebih dulu padamkan apinya. Harapannya, ya semoga yang baru konsisten dengan pelatihan ini. Dan juga harus menjaga kawasan,” katanya.


    Pemerhati Satwa Minta Pemerintah Serius Tangani Masalah 

    Menanggapi maraknya perburuan satwa liar yang dilindungi di dalam Taman Nasional Komodo seorang pemerhati satwa liar di Labuan Bajo merasa prihatin dengan berulangnya kejadian serupa.


    "Penangkapan ini menunjukkan lemahnya pengawasan di dalam TNK. Satwa-satwa di kawasan tersebut tidak terlindungi dengan baik," kata Doni Parera seorang pemerhati satwa liar di Labuan Bajo.


    Ia menambahkan penjagaan yang lemah memungkinkan terjadinya perburuan liar yang bahkan tidak terdeteksi oleh petugas di TNK, melainkan diungkap oleh aparat di provinsi tetangga.


    Untuk itu ia meminta pemerintah untuk fokus menangani masalah perburuan liar di dalam kawasan Taman Nasional Komodo termasuk upaya konservasi ketimbang memberi karpet merah kepada investor dengan membangun resort dan hotel mewah.


    "Pemberian izin kepada investor untuk mendirikan hotel di dalam kawasan TNK seolah menjadi 'karpet merah' bagi perburuan liar. Saya menyarankan agar negara menghentikan pemberian lahan untuk pembangunan hotel di dalam kawasan, dan sebaliknya fokus pada pelestarian satwa," pintanya.

    Komentar

    Tampilkan