- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Digigit Anjing Sendiri, Bocah SD di Elar Selatan Matim Meninggal Dunia Karena Rabies

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    16 Oktober, 2024, 00:21 WIB Last Updated 2024-10-15T23:13:11Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     
    Rabies di Manggarai Timur
    YMS korban gigitan anjing rabies asal Desa Sipi Elar Selatan



    [Congkasae.com/Kereba] Nyawa YMS bocah kelas 4 SD asal desa Sipi, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur tak tertolong setelah digigit anjing peliharaan mereka sendiri.


    Nyawa YMS tak bisa diselamatkan dokter lantaran sudah menunjukan gejala rabies akut dimana korban sudah kejang-kejang dan takut dengan air dan cahaya.


    Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Senin (14/10/2024) setelah puskesmas Mamba merujuk pasien itu ke rumah sakit Umum Daerah Borong pada Minggu siang.


    Kepala dinas kesehatan kabupaten Manggarai Timur dr Surip Tintin mengatakan YMS digigit anjing peliharaan sendiri pada 14 Agustus 2024 silam.


    Sayangnya, kata Surip korban tak mendapatkan vaksin anti rabies usai digigit anjing.


    YMS baru dibawa ke puskesmas Mamba setelah ia sudah menunjukan gejala mayor rabies untuk penanganan medis.


    "Pada tanggal 12 Oktober 2024, barulah orang tua membawa korban ke Puskesmas Mamba dalam kondisi sudah bergejala," kata Surip Tintin di Borong Selasa (15/10/2024).


    Ia mengatakan usai digigit anjing peliharaan sendiri YMS tak pernah mendapatkan vaksin anti rabies.


    Orang tua korban memutuskan membawa putri mereka ke puskesmas Mamba setelah korban mengeluh sakit.


    Adapun rentang waktu antara kasus gigitan anjing dan korban mengalami sakit hanya 2 bulan.


    "Karena kondisi sudah bergejala, pihak Puskesmas Mamba lalu merujuk pasien korban itu ke RSUD Borong pada tanggal 14 Oktober 2024 dan di hari yang sama pasien meninggal dunia,” jelas dr Surip Tintin.


    Saat ini jenazah korban sudah kembali ke kampung halamannya di Elar Selatan untuk dimakamkan.


    Dalam video yang beredar luas di media sosial tampak bocah perempuan itu mengalami kejang-kejang usai diberi makan oleh orang tuanya.


    Video singkat itupun menuai perhatian dari warganet yang menyayangkan keteledoran orang tua hingga tak pernah membawa buah hati mereka ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin anti rabies.


    Padahal vaksin anti rabies saat ini sudah tersedia di puskesmas di wilayah Manggarai Timur.


    Kepala dinas kesehatan kabupaten Manggarai Timur dr Surip Tintin mengatakan setiap puskesmas di Manggarai Timur saat ini sudah memiliki pusat pelayanan pasien rabies alias rabies center.


    Hal tersebut kata Tintin dilakukan demi proses penanganan pasien yang lebih cepat lantaran sudah 1.188 kasus gigitan anjing rabies di kabupaten itu sepanjang tahun 2024 ini saja.


    Menanggapi kasus tersebut kepala desa Rana Mbeling Samforianus Arifman S.Pd langsung menginstruksikan warganya untuk mengkandangkan Hewan Penular Rabies terutama anjing di seluruh wilayah desanya.


    Langkah tersebut, kata Arifman dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan gigitan anjing rabies di wilayah desanya.


    "Kami akan lakukan sweeping ke rumah-rumah warga jika ada anjing yang berkeliaran sembarang tanpa diikat atau dikandangkan akan langsung dieliminasi di tempat,"kata Arifman kepada media ini Rabu (16/10/2024).


    Untuk kegiatan sweeping anjing di wilayah desa Rana Mbeling kades muda itu bekerja sama dengan babinsa termasuk Linmas.


    Kasus gigitan anjing peliharaan pribadi di desa Sipi kecamatan Elar Selatan menjadi pembelajaran bersama bahwa ketika anjing peliharaan terpapar rabies maka anjing itu tidak mengenal tuannya.


    Anjing yang awalnya jinak dan dekat dengan tuannya bisa saja berubah menjadi ganas dan menyerang tuannya apabilah terpapar rabies.


    Dengan stok dan penyebaran vaksin anti rabies di hampir seluruh puskesmas di Manggarai Timur saat ini masyarakat diminta untuk langsung mendatangi puskesmas apabilah digigit anjing.


    "Apalagi petugas puskesmas juga sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat,"ujar kepala dinas kesehatan kabupaten Manggarai Timur dr Surip Tintin.


    Ia menyayangkan jatuhnya korban jiwa khsusnya bocah SD asal Elar Selatan, ditengah upaya pemerintah dalam menekan jatuhnya korban jiwa akibat kasus gigitan anjing rabies di Manggarai Timur.


    Kekhawatiran akan merebaknya anjing Rabies juga dialami warga desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara.


    Salah seorang warga desa Rana Mbata merasa kapok memelihara anjing setelah melihat langsung rekaman video korban yang kejang-kejang setelah digigit anjing.


    "Nyawa kita lebih berharga dari seekor anjing, kalau kita jual harganya tak seberapa lebih baik saya bunuh semua saya punya anjing peliharaan di rumah," ujarnya kepada media ini.


    Sementara itu kepala desa Rana Mbata Yohanes Bosco Kurniawan telah mengeluarkan himbauan kepada warganya khusus pemilik anjing untuk mengikat atau mengurung anjing peliharaannya.


    "Pemilik anjing hanya boleh memelihara maksimal satu ekor anjing dengan cara diikat atau dikandangkan,"ujar kepala desa Yohanes Kurniawan.


    Bagi warga yang membandel, pemerintah desa akan menganggap hewan penular rabies itu sebagai hewan liar yang harus dieliminasi.

    Komentar

    Tampilkan