- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Jelang Pilkada Manggarai Marak Akun Palsu Serang Ranah Pribadi, Bagaimana Kualitas Pendidikan Politik Masyarakat?

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    14 Oktober, 2024, 14:25 WIB Last Updated 2024-10-14T07:49:29Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Jelang Pilkada Manggarai Marak Akun Palsu Serang Ranah Pribadi, Bagaimana Kualitas Pendidikan Politik Masyarakat

    [Congkasae.com/Kereba] Jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di kabupaten Manggarai yang akan digelar pada 27 November mendatang fenomena maraknya akun media sosial palsu yang bertujuan untuk menyerang dan saling menjatuhkan lawan politik di media sosial facebook seolah menjadi pertontonan harian yang lazim.


    Dalam group facebook Forum Rakyat Peduli Manggarai (FRPM) misalnya serangan demi serangan dari akun palsu yang dialamatkan kepada salah seorang konten kreator Dhe Voje hampir dilakukan setiap hari dari beragam pemilik akun palsu.


    Keritikan pedas hingga mengumbar masalah pribadi diumbar di media sosial facebook dan dibiarkan dipertontonkan secara luas di ranah publik.


    Dalam penelusuran Congkasae.com serangan terhadap konten kreator Dhe Voje rupanya dilakukan setelah pemilik akun itu membuat konten bermuatan kampanye terhadap salah satu pasangan calon (Paslon) dengan cara menyindir paslon lain dalam materi konten.


    Beragam serangan yang dilakukan oleh pemilik akun palsu di group-group facebook secara frontal mengulik rana privasi dari konten kreator Dhe Voje yang terkenal dengan tag line "ho'o kami, ho'o kami" itu.


    Ketika dihubungi untuk meminta tanggapan konten kreator Dhe Voje mengaku tak terlalu memperdulikan serangan dari akun palsu yang dialaminya selama ini.


    "Saya tidak terlalu memperdulikan hal itu sih,"ujar Dhe Voje dalam komentar yang diberikan kepada Congkasae.com Senin (14/10/2024).


    Ia mengatakan akun palsu bagaikan sampah yang tak berguna karenanya tak perlu digubris, ia menekankan posisinya sebagai konten kreator tak banyak dipahami oleh para pemilik akun palsu.

    Konten kreator Dhe Voje
    Konten Kreator Dhe Voje yang mendapat serangan di media sosial setelah membuat konten kampanye paslon Maksi-Ronal


    "Saya ini kan konten kreator, kalau ada paslon lain yang mengundang ya pasti saya hadir, mereka (paslon lain) tak pernah mengundang saya,"ujar Dhe Voje menekankan.


    Kendati demikian sebagai pelaku di industri kreatif ia merasakan resikonya mendapatkan serangan di media sosial.


    "Bagi kami konten kreator hal itu biasa saja pasti ada yang suka dan ada yang tidak suka,"papar Dhe Voje.


    Meski mendapatkan serangan secara bertubi-tubi akan tetapi ia mengingatkan para buzzer lawan politik terutama yang berlindung di balik tameng akun palsu untuk berpolitik sewajarnya.


    "Kalau sampai kelewatan pasti saya proses nanti,"ujar wanita yang memiliki jutaan pengikut di media sosial ini.


    Group Forum Rakyat Peduli Manggarai jadi tempat ternak akun palsu
    Group Forum Rakyat Peduli Manggarai jadi tempat ternak akun palsu


    Group Facebook FRPM Jadi Arena Saling Sikut

    Sementara itu materi postingan dari akun-akun palsu di dalam group FRPM sendiri sudah jelas-jelas melanggar rambu-rambu kampanye politik lantaran sudah sampai menghujat, menyerang ranah pribadi, membuka aib dan mencaci maki.


    Salah satu akun facebook yang diduga palsu dan sering mengunggah staus materi yang berpotensi memecah belah masyarakat adalah akun Fandame Bodok.


    Dalam sebuah postingan tertanggal 6 Oktober akun ini mencaci maki salah satu pasangan calon peserta pilkada Manggarai.


    Postingan Vandame Bodok di akun FRPM
    Tangkapan layar postingan akun Fandame Bodok yang destruktif dan berpotensi memecah belah di group FRPM


    Ia mencaci maki pasangan Maksi-Ronal dan mengaku dari salah satu tim pasangan calon Hery-Fabi.


    "Dari kami tim 86, coo ngoeng demeu ga?"tulis akun Fandame Bodok dalam unggahan group FRPM tanggal 6 Oktober  2024.


    Tim 86 sendiri merupakan sebutan untuk para pendukung pasangan calon Hery Nabit-Fabianus Abu pada pilkada Manggarai 2024.


    Postingan ini pun akhirnya mendapatkan beragam komentar dari para pengguna facebook yang meminta pemilik akun facebook Fandame Bodok untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial.


    Wizka Soyi menyarankan Fandame Bodok untuk bijak menggunakan media sosial, lantaran sangat mudah bagi aparat kepolisian untuk menyelidiki identitas akun media sosial palsu.


    "Hati-hati sekarang cara menggunakan medsos sekarang melacak akun seseorang yang bikin rusuh gampang dilacak,"saran Wizka.


    Menanggapi hal tersebut, seorang administrator group Forum Rakyat Peduli Manggarai (FRPM) dalam keterangan resmi kepada Congkasae.com mengatakan group facebook FRPM dibuat untuk menjembatani informasi dan diskursus lintas sektor disamping sebagai wadah bertukar informasi.

    Contoh baliho sambut baru


    "Adapun yang gabung di FRPM adalah orang Manggarai dengan berbagai latar belakang berbeda, termasuk pendidikan, karakteristik,"kata administrator group FRPM dalam pembicaraan kepada Congkasae.com Senin (14/10/2024).


    Ia mengatakan hal tersebut yang mempengaruhi para anggota group dalam menyampaikan ide, gagasan dan materi postingan yang beragam.


    "Ada yang santun, ada juga yang fulgar pokoknya ada bermacam-macam bentuk postingan,"ujar sumber yang meminta identitasnya tidak dipublikasikan lantaran alasan privasi ini.


    Kendati demikian sebagai pihak yang bertanggung jawab soal aktivitas group FRPM ia mengatakan sudah membuat aturan soal aktivitas postingan dalam group yang wajib dipatuhi oleh seluruh anggota group virtual itu.


    Media ini pun mendapatkan salinan aturan baku yang dibuat untuk semua anggota group tersebut, salah satu poin pentingnya adalah soal materi postingan dari masing-masing anggota yang diharapkan memperhatikan undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).


    "Tim admin dan moderator tidak bertanggung jawab atas segala resiko maupun akibat hukum atas setiap postingan maupun komentar yang ditulis anggota(group),"bunyi salah satu poin dalam aturan group tersebut.


    Dugaan Buzzer Sengaja Dibuat Para Calon

    Sementara itu salah seorang pendiri group FRPM mengatakan sulit baginya untuk memfilter postingan anggota yang bernada destruktif serta berpotensi memecah belah masyarakat dalam group FRPM saat ini.


    Hal tersebut, ujar sumber ini disamping administrator group yang memiliki kesibukan lain, jumlah pemilik akun palsu alias buzzer dalam group itu yang sangatlah banyak juga menjadi hambatan utama.


    "Susah memfilternya, hapus satu muncul lagi lainnya, baru semua kandidat ada buzzer saling serang,"ujar pendiri group FRPM ini dalam keterangan kepada media ini Senin.


    Sementara itu Dosan Ilmu Hukum Pidana Universitas Tamajagakarsa Jakarta serta praktisi Hukum Dr. Edi Hardum, SH,MH. dalam keterangan kepada Congkasae.com mengatakan praktik saling sikut antara para pendukung di media sosial dalam perhelatan pemilihan umum bukanlah hal baru.


    Ia mengatakan dalam pemilihan umum presiden Amerika Serikat misalnya praktik saling serang di media sosial antar sesama pendukung pasangan calon kerap dipertontonkan ke publik.


    Kendati demikian dalam konteks pemilihan umum Kepala Daerah di Indonesia khususnya di Manggarai ini merupakan bagian dari resiko para pasangan calon peserta pemilu.


    "Apalagi di era kemajuan teknologi saat ini, orang begitu mudah menyampaikan ide, gagasan dengan memalsukan identitas sebenarnya di media sosial,"ujar Edi yang dimintai tanggapan pada Senin (14/10/2024).


    Ia meminta masyarakat untuk tak mudah percaya dengan informasi dari media sosial apalagi dari akun-akun yang tidak jelas.


    "Lakukan cek and rechek jangan mudah percaya pada informasi yang belum valid,"ujar Edi.


    Ia mengatakan kehadiran media sosial lebih banyak menyuguhkan informasi sampah yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.


    Oleh karena itu peran media massa dalam hal ini dinilai Edi, sangatlah penting dalam melakukan klarifikasi informasi yang beredar disamping memberikan kritik dan edukasi kepada masyarakat umum.


    Sebelumnya Badan Pengawas Pemilu memasukan kabupaten Manggarai kedalam daftar daerah berkategori rawan sengketa di pemilu tahun 2024.


    Kendati demikian Divisi bidang hukum dan publikasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Manggarai Yohanes Manasye belum menanggapi pertanyaan media ini soal potensi rawan konflik dalam pilkada Manggarai tahun 2024.


    Hingga berita ini dipublikasikan pesan yang dikirimkan ke layanan pengiriman pesan singkat watsapp milik Yohanes Manasye bercentang dua namun belum dibalas.


    Harapan Akan Adanya Pendidikan Politik yang Baik

    Dhe Voje seorang konten kreator yang mendapatkan serangan dari kelompok buzzer di akun media sosial mengatakan pilkada di Manggarai Raya tahun ini harusnya melahirkan pemimpin-pemimpin berkarakter dengan proses penyelenggaraan pemilu berkualitas.


    Ia mengatakan proses pemilu hanya diselenggarakan sekali dalam lima tahun karenanya dengan proses pemilu berkualitas akan terpilih pemimpin yang didambakan masyarakat.


    "Jangan terlalu dimasukkan ke hati, intinya persatuan dan persaudaraan yang paling utama,"ujar Dhe Voje.

    Edi Hardum dosen hukum pidana universitas Tamajaga Karsa Jakarta
    Edi Hardum dosen ilmu Hukum Pidana Universitas Tama Jagakarsa Jakarta


    Sementara itu Edi Hardum meminta kepada para pasangan calon kontestan pilkada 2024 untuk mengedepankan etika politik yang baik melalui kampanye-kampanye program kerja nyata kepada masyarakat.


    Ia berujar para pasangan calon untuk menunjukan etika politik yang baik kepada masyarakat dengan cara menghindari materi kampanye yang destruktif dan berpotensi memecah belah masyarakat.


    "Tunjukan diri sebagaimana adanya, tidak perlu dibuat-buat, tidak perlu juga mengumbar janji yang tidak ada dasarnya, buatlah  janji yang masuk di akal,"pinta Edi.


    Di sisi lain Edi juga meminta para kontestan pilkada di Manggarai Raya untuk tidak menghalalkan segala cara demi memperoleh kekuasaan termasuk melakukan intimidasi kepada masyarakat.


    "Berikan kepercayaan kepada masyarakat, jangan juga main politik kotor seperti menggunakan premanisme untuk menggebuk lawan itu tidak boleh,"pinta Edi.


    Ia menekankan pentingnya etika politik dalam pilkada serentak tahun ini di samping politik uang yang harus dihindari.


    Pilkada serentak di Manggarai tahun ini diikuti oleh tiga pasangan calon kontestan pemilu yakni pasangan Hery Nabit-Fabianus Abu yang maju untuk periode kedu setelah pisah dengan wakilnya Hery Ngabut.


    Sementara pendatang baru ada dua pasangan calon yakni Maksimus Ngkeros-Ronald Susilo dan pasangan Yohanes Halut dan Thomas Dohu.


    Laporan utama ini dikerjakan pemimpin redaksi Congkasae.com Antonius Rahu untuk pemilu berkualitas.

    Komentar

    Tampilkan

    ads