[Congkasae.com/kereba] Uskup perdana Keuskupan Labuan Bajo ditahbiskan pada hari ini Jumat 1 November 2024 di gereja St Petrus Sernaru Labuan Bajo.
Penahbisannya menjadi uskup perdana Labuan Bajo dihadiri ribuan umat, para imam serta 44 uskup dari seluruh wilayah keuskupan di Indonesia.
Bertindak sebagai penahbis utama yakni uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo dengan didampingi uskup agung Ende Mgr. Paulus Budi Kleden SVD dan uskup Denpasar Mgr. Silvester San.
Dalam surat gembalanya Paus Fransiskus mengatakan kepausan di Vatikan telah membentuk keuskupan baru di Indonesia dengan nama keuskupan Labuan Bajo.
"Merupakan pecahan dari keuskupan Ruteng meliputi Labuan Bajo, dan tiga pulau kecil di sekitarnya termasuk pulau Komodo, pulau Rinca dan pulau Padar,"kata Paus Fransiskus dalam surat kegembalaannya yang dibacakan di hadapan umat keuskupan Labuan Bajo Jumat (1/11/2024).
Paus Fransiskus juga menunjuk Maksimus Regus untuk menduduki jabatan sebagai uskup perdana keuskupan Labuan Bajo.
"Serta melimpahkan wewenang kepadanya sebagai uskup,"tambah paus Fransiskus.
Sementara itu ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) sekaligus uskup keuskupan Bandung Mgr. Antonius Bunjamin Subianto OSC mengatakan pengangkatan Maksimus Regus sebagai uskup perdana di keuskupan Labuan Bajo sebagai anugerah yang harus disyukuri oleh seluruh umat Allah.
"Jika kita lihat di media dalam beberapa hari belakangan dimana uskup terpilih sangat menonjol bidang intelektualitasnya,"ujar Mgr. Antonius dalam homili singkatnya.
Ia menambahkan beragam parameter yang dituntut oleh manusia dalam membentuk kepribadian bukan hanya intelektualitas akan tetapi bidang lain seperti kecerdasan emosional, sosial dan spiritual.
"Dan uskup Maks memenuhi seluruh kriteria itu,"kata Mgr Antonius.
Selain itu, uskup Maksimus Regus juga diktakan ketua KWI itu memiliki semangat belarasa yang tumbuh dalam diri pribadinya.
Sementara itu wilayah administratif keuskupan Labuan merupakan wilayah kevikepan Labuan Bajo yang meliputi seluruh gereja paroki di kabupaten Manggarai Barat.
Paus Fransiskus dalam suratnya yang dibacakan di hadapan umat keuskupan Labuan Bajo pada Jumat pagi mengatakan keuskupan Labuan Bajo merupakan pecahan dari keuskupan Ruteng yang termasuk wilayah Labuan Bajo termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya.
"Pulau Komodo, pulau Rinca dan pulau Padar,"kata paus Fransiskus.
Ia mengatakan secara umum keuskupan Labuan Bajo masuk dan menjadi bagian dari wilayah keuskupan metropolitan Ende.
Penahbisan uskup perdana keuskupan Labuan Bajo pada hari ini diharapkan mampu membawa harapan baru bagi umat Katolik di wilayah super premium Labuan Bajo.
Pasalnya polemik wisata halal untuk destinasi super prioritas Labuan Bajo yang beberapa kali diwacanakan selama ini selalu menuai polemik di tengah masyarakat lokal.
Selain itu masalah polemik proyek geotermal Wae Sano di kecamatan Sano Nggoang juga diharapkan menemui titik temu yang memberikan dampak baik dengan semangan berbela rasa bagi warga lokal sekitar proyek.
Usai ditahbis menjadi uskup Mgr Maksimus Regus dalam sambutannya mengatakan bahwa Tuhan sedang menawarkan pendekatan lain untuk dunia yang sedang terpecah melalui jalan keselamatan.
Ia mengatakan sebagai keuskupan baru di Indonesia keuskupan Labuan Bajo diharapkan mampu memadukan berbagai macam perbedaan dari semua yang datang ke Labuan Bajo.
"Kehadiran keuskupan Labuan Bajo menjadi pintu gerbang dunia dalam memadukan perbedaan bagi semua yang datang,"ujar Mgr Maksimus Regus dalam sambutannya Jumat siang.
Menurut Maksimus, sebagai keuskupan yang baru di Indonesia keuskupan Labuan Bajo nantinya akan menghadapi beragam tantangan.
"Gereja lokal ini akan menghadapi berbagai macam tantangan terutama dari sisi fundasi, ini menjadi uskup baru yang terbangun dari titik nol,"ujarnya.
Karenanya Maksimus meminta keuskupan yang lebih tua dan memiliki kekayaan untuk senatiasa membantu pembangunan keuskupan Labuan Bajo.
Sementara itu Uskup Keuskupan Ruteng Mgr Siprianus Hormat menceriterakan bagaimana sejarah pembentukan keuskupan Labuan Bajo yang disebutnya bermula dari asa dalam sidang sinode keuskupan Ruteng.
"Luasnya wilayah keuskupan Ruteng ditambah topografi wilayah dengan pegunungan termasuk banyaknya jumlah umat Katolik yang dilayani dimana keuskupan ini masuk sebagai umat katolik terbanyak di Indonesia melatar belakangi pembentukan keuskupan Labuan Bajo,"ujar Mgr Sipri.