Tidak ada yang melarang bermedia sosial, tetapi jangan 'ngonten' saat jam mengajar.
[Congkasae.com/Kereba] Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo meminta para tenaga pendidik (tendik) di provinsi itu agar tidak membuat konten media sosial selama mengajar.
“Tidak ada yang melarang bermedia sosial, tetapi jangan 'ngonten' saat jam mengajar. Harus mendapatkan izin dari kepala sekolah atau kepala dinas terlebih dahulu,” tegas Ambrosius Kodo dalam kegiatan workshop jurnalistik dan konten kreator di Hotel Swis Belcourt seperti dilansir kabarntt Kamis (20/2/2025).
Di sisi lain Ambros meminta para tenaga pendidik di NTT agar menghasilkan konten edukatif yang mendorong siswa berprestasi.
“Konten yang baik akan mendukung perkembangan sekolah dan mendorong siswa untuk berprestasi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut Ambros meminta para kepala sekolah agar berpikir jauh ke depan dalam mendesain masa depan siswanya.
“Pemimpin harus memiliki mimpi untuk membawa sekolah dan siswa lebih baik. Kita harus memikirkan masa depan anak-anak setelah mereka lulus,” ujar Ambrosius.
Larangan terhadap para guru itu dikeluarkan akibat maraknya oknum guru yang menjadikan akitvitas belajar mengajar di sekolah sebagai materi konten di media sosial seperti Facebook Pro dan Tik Tok.
Tak banyak guru yang merekam aktivitas belajar mengajar mereka di kelas untuk diunggah ke media sosial facebook dan tik tok.
.jpg)
Ada juga oknum guru yang membuat parodi di sekolah, termasuk berjoget bersama para siswa untuk diunggah di akun tik tok.
