- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pukuli Murid Hingga Pingsan, Ortu Polisikan Oknum Guru SD di Manggarai

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    21 Februari, 2025, 09:55 WIB Last Updated 2025-02-21T02:59:38Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     
    Pukuli Murid Hingga Pingsan, Ortu Polisikan Oknum Guru SD di Manggarai

    Dia tinju saya di bagian kepala menggunakan kedua tangannya," jelas JJ.


    [Congkasae.com/Kereba] AD seorang oknum guru yang mengajar di SDI Muwur, kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur dilaporkan ke polisi setelah memukul muridnya sendiri hingga pingsan.


    Kasie Humas Polres Manggarai I Made Budiarsa membenarkan adanya laporan tersebut dengan mengatakan korban yang merupakan bocah kelas 4 SD itu datang untuk melaporkan kejadian yang menimpanya dengan didampingi orang tuanya.


    "Korban datang ke SPKT Polres Manggarai untuk melaporkan kejadian tersebut untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Kasi Humas Polres Manggarai Iptu I Made Budiarsa, Kamis (20/2/2025).


    Made menjelaskan kasus dugaan pemukulan yang dialami korban terjadi pada Selasa 18 Februari 2025 silam di dalam ruang kelas SDI Muwur.


    Sementara itu JJ yang menjadi korban pemukulan oleh gurunya sendiri mengaku peristiwa yang dialaminya itu bermula dari adanya keributan dalam ruang kelasnya ketika itu oknum guru AD yang sempat masuk kelas keluar meninggalkan ruang kelas.


    Namun ketika hendak masuk kembali oknum guru tersebut mendengarkan keributan dalam ruang kelasnya.


    Guru tersebut langsung memarahi muridnya lantaran ribut, kala itu korban yang sedang mencatat materi pelajaran PKN tiba-tiba disebut oleh temannya sebagai biang kegaduhan itu.



    Mendengar pengakuan teman korban, oknum guru tersebut langsung melancarkan pukulan pada telinga kiri dan kanan korban menggunakan tangan yang dikepal yang mengakibatkan korban roboh ke lantai tak sadarkan diri.


    "Dia tinju saya di bagian kepala menggunakan kedua tangannya," jelas JJ.


    Ia mengatakan dirinya baru merasa sadar ketika ia berada di dalam ruangan kepala sekolah, "Di ruangan kepala sekolah baru saya sadar. Teman saya kasih tahu saya jatuh ke lantai setelah dipukul dan Pak Tarsy (guru) yang gendong saya ke kantor sekolah," tutur JJ.


    Pengakuan korban JJ langsung dibantah oleh kepala SDI Muwur Ignasius Arifin dengan mengatakan tak benar jika korban dipukul hingga pingsan.


    Menurut Ignasius, AD hanya mencubit dan menjitak kepala JJ setelah sejumlah siswa di ruang kelas itu bernyanyi saat AD sedang mengajar mereka. 


    Ia menyebut tindakan AD terhadap JJ dan siswa lainnya sebagai tanda kasih seorang guru kepada murid-muridnya.


    "Namanya guru, seperti orang tua tidak mau kalau perilaku anak seperti itu. Kemarin itu bukan dipukul, itu cubit dengan kasih toki (ketok) sedikit kepala. Ya sentuhan kasih menurut kami guru, tidak ada benci. Bukan pingsan tapi pusing," jelas Ignasius.


    Menurut keterangan Ignasius usai kejadian tersebut JJ masih sempat mengikuti kegiatan belajar dan baru merasa pusing pada jam istirahat.


    JJ kemudian berjalan sendiri menuju ruang kepala sekolah dan terus merasa pusing dan menangis, melihat hal tersebut Ignasius langsung memutuskan untuk memanggil tenaga medis dari puskesmas untuk mengukur tekanan darah JJ.


    "Petugas medis memberi obat anti nyeri kepada JJ,"ujarnya.


    Meski demikian orang tua JJ yang baru menerima laporan soal adanya pemukulan oleh oknum guru tersebut pada sore harinya memutuskan untuk membawa anak mereka ke RSUD Ruteng untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.


    Kampianus Jerabu, paman korban dalam keterangannya mengatakan korban JJ dirujuk ke RSUD Ruteng untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut lantaran korban terus merasa pusing dan susah tidur.


    "Hasil CT Scan korban mengalami retak halus pada bagian tengkorak kepala,"ujar Kampianus.


    Meski demikian dokter menyarankan agar JJ kembali menjalani CT Scan wajah rekonstruksi 3D non kontras.


    Ia mengatakan turut menyertakan hasil pemeriksaan dokter tersebut ketika mengajukan laporan ke Polres Manggarai sebagai bukti medis.


    Sementara itu Kasie Humas Polres Manggarai I Made Budiarsa mengatakan korban terus merasa sakit pada bagian pelipis kiri dan kanannya usai kejadian tersebut.


    Made mengatakan laporan tersebut telah diterima penyidik dan akan ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Manggarai.

    Komentar

    Tampilkan

    ads