Polisi sudah mengantongi identitas pelaku pengeroyokan jurnalis Firman Jaya dan akan dimintai keterangan
[Congkasae.com/Kereba] Aparat penyidik di Polres Manggarai Timur mengakui telah mengantongi identitas pelaku pengeroyokan jurnalis detik.net, Firman Jaya pada Senin 31 Maret 2025 malam.
Kapolres Manggarai Timur AKBP Suryanto mengatakan pihaknya sudah memburuh parah terduga pelaku.
"Pelaku sudah diketahui identitasnya,"ujar Suryanto Selasa 1 April 2025.
Ia mengatakan para terduga pelaku pengeroyokan nantinya akan dimintai keterangan dalam kasus yang dilaporkan Firman Jaya itu.
"Korban juga sudah membuat laporan polisi dan sudah divisum,"katanya.
Saat ini, kata Suryanto, polisi tengah melakukan olah tempat kejadian perkara terkait kasus ini.
"Anggota sedang di lokasi untuk olah TKP, dan sedang memburuh pelaku,"ujarnya.
Suryanto menambahkan pihaknya akan memproses kasus ini sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Kasus pengeroyokan yang dialamai Firman Jaya itu bermula dari adanya akun facebook Rugha Boto yang unggahan statusnya menyerang ranah privat Andre Kornasen jurnalis Floreseditorial.com yang berbasis di Borong Manggarai Timur.
Meski belum diketahui pasti sosok yang mengendalikan akun facebook palsu itu, namun pihak Andre Kornasen menduga jika akun itu dikendalikan Firman Jaya.
Dalam klarifikasi resminya kepada jurnalis Publikfakta.co Andre Kornasen membenarkan insiden penganiayaan terhadap Firman Jaya itu.
Dikatakan Andre Kornasen pihaknya mendatangi kediaman Firman Jaya pada Senin 31 Maret 2025 malam untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan akun facebook rugha boto.
Meski demikian Andre mengaku tak dibukakan pintu oleh pihak Firman Jaya meski berulang kali mengetuk pintu kediaman Firman Jaya.
Andre mengatakan terus mendesak Firman untuk membuka pintu namun tak kunjung dibuka oleh Firman Jaya.
Barulah pada kali ketiga Andre mendesak Firman untuk membuka pintu, namun mereka melihat Firman membuka jendela kamar dan melompat keluar.
"Tiba-tiba dia (Firman Jaya) buka jendela dan lompat keluar dan mau lari, saya tangkap dia dan dia teriak tolong-tolong dan sempat terjadi adu fisik saya dengan dia karena dia berusaha lari dan saya berusaha tahan dia,” kata Andre Kornasen.
Melihat Andre Kornasen dan Firman Jaya beradu fisik, adik Andre pun ikut mengeroyok Firman Jaya yang berakibat pada luka serius pada bagian mata Firman.
“Nah ketika dia lawan saya, adek saya masuk berkelahilah sudah di situ sampai dia punya mata memar itu. Di saat dia teriak tolong dia juga teriak bukan saya yang punya akun facebook fake itu,”ujar Andre Kornasen.
Dengan adanya teriakan pengakuan Firman perihal kepemilikan akun palsu Rugha Boto itu Andre semakin yakin bahwa Firmanlah yang mengendalikan akun palsu yang postingannya menyerang ranah privat Andre Kornasen.
Keterangan Andre Kornasen berbeda dengan keterangan yang disampaikan Firman Jaya yang menjadi korban tindakan premanisme kelompok Andre Kornasen.
Menurut Firman Ia didatangi para pelaku pada pukul 23:00 Wita.
Menurut pengakuan Firman Jaya ia tiba-tiba didatangi sekelompok orang dimana salah seorang diantaranya merupakan Andre Kornasen yang merupakan seorang rekan wartawan yang bertugas di Manggarai Timur.
Firman mengaku ia dituduh sebagai pemilik akun palsu Rugha Boto yang menyerang ranah pribadi Andre Kornasen di media sosial Facebook.
"Andre bilang saya yang pegang akun palsu dan menyerang dia. Saya sangat terpukul dari kejadian ini," Ujar Firman Jaya di Borong Senin malam.
Ia mengatakan para pelaku berjumlah 3 orang ketika melakukan penyerangan kepada dirinya.
"Mereka menyerang saya menggunakan batu,"tambah Firman.
Kasus premanisme sesama jurnalis di Manggarai Timur menuai perhatian dari warganet yang menyayangkan insiden itu.
Mayoritas pengguna media sosial mendorong kasus ini diusut hingga tuntas lantaran mencoreng kepercayaan publik terhadap pekerja media.
Salah seorang mantan jurnalis di Manggarai Timur mengatakan kasus ini mencuat di tengah upaya keras jurnalis Firman Jaya dalam membongkar praktik jual beli kantong darah di tubuh internal Palang Merah Indonesia di Manggarai Timur.
"Awalnya dari upaya membongkar kasus PMI itu, lalu muncul akun facebook palsu lalu berakhir tindakan penganiayaan,"ujar sumber itu kepada media ini.