![]() |
Ilustrasi gigitan anjing rabies |
6 Orang warga kota Ruteng Digigit seekor anjing rabies, sejak Desember 2024 hingga April 2025 sudah ada 17 kasus gigitan anjing Rabies. Maraknya anjing yang berkeliaran memicu lonjakan kasus.
[Congkasae.com/Kereba] Sedikitnya 6 orang warga kelurahan Satar Tacik, kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai digigit oleh seekor anjing rabies.
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu 26 April 2025 dimana seekor anjing tiba-tiba menyerang beberapa orang warga.
Kepala Kelurahan Satar Tacik Dyonisius Hambur mengatakan kasus gigitan oleh seekor anjing rabies itu bermula dari bengkel salah seorang warga.
"Di bengkel itu seekor anjing menggigit salah seorang warga di dekat paha,"kata Dyonisius Hambur ketika dikonfirmasi Sabtu 26 April 2025.
Ia mengatakan usai menggigit warga di bengkel anjing rabies itu langsung bergerak menuju Kumba.
"Di sana anjing itu menggigit 4 orang warga,"ujarnya.
Selain menggigit warga Kumba anjing yang sama juga menggigit salah seorang pejalan kaki.
"Orang itu berasal dari Cibal,"ujarnya.
Lurah Satar Tacik menambahkan total warga yang menjadi korban gigitan anjing rabies pada Sabtu kemarin berjumlah 6 orang.
Melihat gelagat anjing yang ganas itu, warga sekitar melakukan eliminasi terhadap anjing tersebut agar tidak menimbulkan korban yang lebih banyak.
Dyonisius mengatakan pihaknya langsung melakukan uji sampel kepala anjing tersebut di puskesmas dan didapat hasil anjing tersebut positif terpapar virus rabies.
"Para korban langsung dibawa ke puskesmas untuk divaksin,"ujarnya.
Kasus gigitan anjing rabies di Manggarai meningkat dalam waktu belakangan.
Kepala Dinas Peternakan kabupaten Manggarai drh.Yustina Ladjar mengatakan pada bulan Desember tahun 2024 saja pihaknya menemukan 11 kasus gigitan anjing rabies di dua kecamatan yakni Langke Rembong dan kecamata Ruteng.
Ia mengatakan dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kepala anjing tersebut keseblas sampel kepala anjing dinyatakan positif rabies.
"Sebelas itu kasus yang terlapor ke dinas, kemungkinan kasus jauh lebih banyak dari itu,"katanya.
Ia mengatakan kesulitan utama yang dihadapi di lapangan ada pada banyaknya anjing yang berkeliaran dan tidak diikat pemiliknya.
Hal itu memicu lonjakan kasus dan sulitnya memberantas kasus rabies di kabupaten itu.
![]() |
Anjing yang menggigit 6 orang warga di Ruteng |
Ia mengimbau masyarakat yang memiliki anjing untuk menertibkan hewan peliharaanya demi menekan laju penyebaran kasus.
Untuk korban gigitan diharapkan langsung mendatangi puskesmas terdekat untuk mendapatkan vaksin.
dr.Mikhael Yoshia dalam tulisannya yang dipublikasikan oleh hellosehat.com mengatakan penyakit Rabies termasuk jenis penyakit zoonosis yakni jenis penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.
"Setelah tergigit hewan terinfeksi virus rabies, Anda memang tidak langsung mengalami gejala. Virus ini butuh waktu untuk mencapai otak dan sistem saraf Anda,"kata dr Mikhael.
Ia mengatakan hal itulah yang menyebabkan korban gigitan tak langsung mengalami sakit usai digigit.
Jika tak langsung divaksin virus tersebut akan terus bergerak menuju ke otak.
"Inilah mengapa ciri utama penyakit rabies yang memengaruhi sistem saraf manusia sering kali baru muncul berbulan-bulan setelah Anda terinfeksi,"katanya.
Di sisi lain Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), merilis tahapan perkembangan gejala rabies pada manusia yang perlu diwaspadai.
Tahapan pertama masuk fase inkubasi yakni masa dimana hampir tak ada gejala sakit sama sekali usai digigit anjing rabies.
Masa inkubasi adalah waktu antara penularan virus sampai munculnya gejala awal penyakit. Sepanjang periode ini, Anda biasanya tidak akan merasakan keluhan apa pun.
Secara umum, masa inkubasi rabies berlangsung selama 2–3 bulan. Masa inkubasi juga bisa berlangsung selama satu minggu setelah penularan pada beberapa kasus.
Perbedaan masa inkubasi ini tergantung pada bagian tubuh yang menjadi tempat masuknya virus rabies.
Apabila Anda tergigit hewan yang terinfeksi rabies pada bagian tubuh yang dekat dengan otak, masa inkubasi virus rabies cenderung lebih singkat.
Meski begitu, beberapa faktor lainnya, seperti tipe virus rabies yang menginfeksi serta kondisi kekebalan tubuh, juga dapat memengaruhi masa inkubasi.
Selanjutnya masuk gejala rabies minor Pada tahap awal infeksi, rabies belum menunjukkan gangguan pada sistem saraf.
Gejala yang menyerupai flu, demam, hilangnya nafsu makan terkadang sering disalahartikan sehingga terlambat ditangani.
Gejala lanjutan rabies menunjukkan ciri-ciri gangguan neurologis. Artinya, virus telah lebih lanjut menginfeksi sistem saraf sehingga menyebabkan peradangan otak (ensefalitis).
Pada tahap ini, gejala lebih kentara dan tingkat keparahannya makin berat. Gejala ini mencakup perubahan perilaku yang ekstrem dan tidak menentu yang disebut sebagai rabies agresif.
Kasus gigitan anjing rabies yang meningkat cukup drastis dalam beberapa bulan terakhir menunjukan perlunya sinergitas antara pemerintah dengan para pemilik anjing.
Upaya edukasi ke masyarakat dan vaksinasi terhadap hewan penular rabies termasuk anjing merupakan langkah konkret untuk menekan laju penyebaran kasus.